Esaunggul.ac.id, Prestasi tidak habis-habisnya diukir oleh mahasiswa Universitas Esa Unggul, kali ini Muhammad Andika Panji Mahasiswa Fakultas Hukum UEU menjadi salah satu anak muda yang mewakili Indonesia di ajang World Federation of The Deaf Paris Prancis yang digelar 14 – 27 Juli 2019.
Tidak tanggung-tanggung dalam ajang tersebut Panji mengikuti tiga kegiatan sekaligus yakni 7th WFDYS (World Federation of The Deaf Youth Section) Youth Camp, 7th General Assembly of the World Federation of the Deaf Youth section dan XVIII World Congress of the World Federation of The Deaf.
Dalam wawancara singkatnya bersama media Esa Unggul, Panji menerangkan keikutsertaannya di Forum WFDYS di Paris Perancis dikarenakan dirinya aktif dalam salah satu organisasi sosial yang ada di Indonesia yakni GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia). Organisasi Gerkatin tersebut bekerjasama dengan organisasi WFD (World Federation of The Deaf), sehingga dirinya terpilih menjadi salah satu delegasi Indonesia di ajang tersebut.
“Dalam ajang WFDYS di Paris Perancis , saya sebagai peserta delegasi Indonesia. saya bisa mengikuti WFDYS karena setiap 4 tahun sekali diadakan acara tersebut hanya untuk organisasiku yang bekerjasama dengan organisasi WFD. Dalam organisasi bernama Gerkatin aku berada di bidang kepemudaan dan menjabat sebagai sekretaris,” tuturnya.
Panji pun menerangkan sejumlah kegiatan diikuti olehnya dalam Forum WFDYS diantaranya kegiatan berkenalan semua delegasi mancanegara, perkenalkan budaya negara masing-masing, rapat tentang UU & CRPD ( Convention on the Right of Person with Disability), vote tuan rumah 2023 & pengurus WFDYS, hingga presentasi di sejumlah Forum WFDYS.
“Kegiatan di sana banyak sekali, salah satu yang membanggakan saya ditunjuk untuk berpresentasi sebagai pembicara untuk Indonesia soal laporan kegiatan selama indonesia selama 2016-2019 dan rencana kegiatan 2019-2021 dalam meeting ADYS (Asia of The Deaf Youth Section), dan saya juga berpresentasi sebagai pembicara untuk deaf legal Advocacy Worldwide (beasiswa) dan menunjukan identitas saya sebagai mahasiswa yang berkuliah Universitas Esa Unggul,” ucapnya.
Banyak belajar hal-hal baru
Pria yang memiliki cita-cita sebagai pengacara Difabel Tuli ini pun mengatakan dirinya mendapatkan sejumlah pengalaman yang menarik ketika mengikuti WFDYS. Hal menarik yang didapatkan selama mengikuti WFDYS ialah banyak mentor yang membimbing dirinya dalam sejumlah hal seperti cara kepimpinan, bekerjasama negara lain untuk masa depan (hubungan internasional), dan cara berkomunikasi dengan negara lain.
“Dan pengalaman luar biasa adalah saya berdiri di panggung internasional untuk berpresentasi sebagai pembicara pertama kali pada saat meeting dam kongres. Awalnya perasaan gugup banget karena khawatir cara komunikasi tidak tepat karena jujur saya dalam level bahasa inggris tidak begitu hebat seperti profesional. Namun Akhirnya lega, mereka sangat baik karena mereka tahu dan bilang ini acara untuk pelatihan serta belajar untuk mengembangkan kemampuan bukan untuk Show-Off,” terangnya.
Mahasiswa semester 5 ini pun menuturkan keberhasilan dirinya dalam mewakili Indonesia di ajang Internasional tidak terlepas dari kerja keras dan jerih payah yang telah ia lakukan selama hidupnya. Di tengah keterbatasan fisiknya, Panji yang merupakan penyandang difabel Tuli (hambatan pendengaran) dan juga yatim piatu, dirinya ingin membuktikan di tengah keterbatasan seperti itu, pria yang memiliki hobi baca buku dan sepak bola ini ingin membanggakan sejumlah orang terdekat.
“Saya ingin membuktikan bahwa saya Tuli sanggup dan mampu membanggakan semua, baik kampus ini dan orang tua dan memotivasi komunitas Tuli seluruh Indonesia, sekali saya mengatakan Tidak ada kata mustahil, jika ada salah kita perbaiki untuk lebih baikdan jika ada gagal, coba bangkit adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan,” ucapnya.
Dirinya pun berpesan kepada mahasiswa Esa Unggul agar selalu yakin dalam melakukan hal apapun yang kita cita-citakan. Jangan mengganggap kekurangan kita menjadi sebuah hambatan bagi kita untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Panji pun mengatakan jangan khawatir dalam mengejar cita-cita kita, ikuti suara hati dan tetap percaya diri & optimis. Kamu pasti bisa kalau benar-benar mau serius belajar demi sukses. “Mudah-mudahan prestasi yang saya dapatkan mampu memberikan semangat bagi mahasiswa lainnya terutama mahasiswa Difabel agar tidak minder dalam meraih prestasi baik Nasional maupun Internasional,” tutupnya.
Selain mewakili Indonesia di ajang World Federation of The Deaf Youth Section, Panji pun pernah menjadi salah satu pemain dalam Skuad Timnas Sepak bola Indonesia di ajang Sepak bola Tuli tingkat ASEAN di Malaysia dan mendapatkan juara tiga. Sementara itu, pada 2019, Panji terpilih di Skuad Indonesia dalam ajang Asia Pasific Futsal, peringkat ke-7 dari 32 negara Asia.